Empat tahun lalu saya memaparkan lima kata yang penulisannya sering keliru. Pada postingan kali ini, saya menambahkan lima kata lagi yang sering ditulis keliru oleh blogger dan bahkan wartawan.
Kelima kata tambahan tersebut saya jelaskan di bawah ini.
1. Standardisasi
Standardisasi sering ditulis standarisasi. Satu di antara contohnya adalah Ini Kriteria Standarisasi Kawasan Industri (tempo.co). Padahal, standardisasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu standardization. Karena dalam bahasa Indonesia tidak ada akhiran -isasi, penyerapan standardization harus dilakukan secara utuh menjadi standardisasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), standardisasi dijelaskan sebagai berikut:
stan·dar·di·sa·si n penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas, dsb) dng pedoman (standar) yg ditetapkan; pembakuan: perlu adanya — dl mutu produksi sabun
2. Asas
Kata asas sering ditulis keliru menjadi azas. Contohnya adalah Mengenal 5 Azas Hukum Perjanjian (anneahira.com) dan BNI Minta BI Tegas Terapkan Azas Resiprokal (kompas.com). Mengapa kata azas keliru?
Karena kata asas berasal dari bahasa Arab, yaitu asas. Dalam bahasa Arab, kata itu ditulis dengan hurup <sin>. Hurup sin tersebut diindonesiakan menjadi s. Dengan demikian, penulisan yang benar adalah asas, bukan azas.
Menurut KBBI, asas adalah:
asas n 1 dasar (sesuatu yg menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat); pada — nya, saya setuju dng pendapat Saudara; 2 dasar cita-cita (perkumpulan atau organisasi): sebelum memasuki suatu organisasi, kita harus tahu — dan tujuannya; 3 hukum dasar: tindakannya itu melanggar — kemanusiaan;
3. Mencolok
Mencolok sering ditulis tidak tepat menjadi menyolok. Sebagai contoh, Kapolri Imbau Pemudik Tidak Gunakan Perhiasan Menyolok (lampung.tribunnews.com). Mengapa menyolok keliru? Hal ini karena dalam KBBI hanya ada kata colok.
Sesuai dengan kaidah, jika kata dasar yang berawal fenom c (misalnya cium dan cuci) mendapat imbuhan me-, maka bentukannya menjadi mencium dan mencuci, bukan menyium dan menyuci karena fenom c pada awal kata dasar tidak luluh. Oleh karena itu, me- + colok = mencolok.
Dalam KBBI, mencolok dijelaskan sebagai berikut:
co·lok v, men·co·lok v 1 mencocok (menusuk) mata; 2 ki mudah kelihatan; sangat nyata kelihatan; jelas benar: gambar iklan selalu dibuat dng warna dan bentuk yg ~ untuk menarik perhatian orang banyak; pertambahan penduduk Jakarta sangat ~ setiap tahun; 3 ki membangkitkan rangsangan orang yg melihat krn terlalu berlebih-lebihan (tt pakaian, kelakuan, dsb): ibu itu marah melihat dandanan anaknya yg sangat ~ itu; 4 menusuk; mencoblos: ~ tanda gambar (pd pemilihan umum);
4. Risiko
Risiko sering ditulis menjadi resiko. Contohnya adalah Inilah Resiko Mengunduh BBM for iPhone & Android (teknologi.inilah.com) dan Tubuh Gemuk Picu Resiko Migrain (life.viva.co.id). Mengapa kata resiko salah? Sebab, dalam KBBI tidak ada kata resiko, yang ada hanya risiko. Kata ini merupakan resapan dari bahasa Inggris, yaitu risk.
Arti risiko menurut KBBI:
ri·si·ko n akibat yg kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dr suatu perbuatan atau tindakan: apa pun — nya, saya akan menerimanya; dia berani menanggung — dr tindakannya itu
5. Izin
Izin sering ditulis keliru menjadi ijin. Contohnya adalah Bermasalah, BPLHD periksa ijin lingkungan Gateway Pasteur (sindonews.com) dan Garuda Baru Ajukan Ijin Penerbangan Haji (tempo.co). Mengapa ijin tidak tepat? Hal ini karena izin berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa tersebut, izin ditulis dengan huruf <zal> yang diindonesiakan menjadi z, bukan j.
Arti izin menurut KBBI:
izin n pernyataan mengabulkan (tidak melarang dsb); per-setujuan membolehkan: ia telah mendapat — untuk mendiri-kan perusahaan mebel;
Semoga penjelasan di atas bermanfaat bagi Anda.